free glitter text and family website at FamilyLobby.com

Minggu, 09 September 2007

Nasib sungaiku ..

Sungai-sungai jaman dulu merupakan urat nadi perkembangan kota. Kita tengok berkembangnya kerajaan2 dan kota-kota dimulai dari sungai. Kerajaan Sriwijaya di Sungai Musi, Kerajaan Siak di Sungai Siak, perkembangan Jakarta dimulai disekitar Sungai Ciliwung, Bandung dengan Citarumnya, Kota Pontianak di Sungai Kapuas, Banjarmasin di Sungai Barito dll.
Sungai jaman dulu merupakan jalur utama transportasi dan pusat perdagangan karena ditunjang dengan pelabuhan, sehingga mati hidupnya kota sangat tergantung padanya.
Sungai merupakan sumber air minum kita, sungai merupakan mata pencarian bagi peternak ikan, sungai tempat hidup makhluk-makhluk air dan yang tergantung padanya. Sungai tempat bermain, berolahraga dan berekreasi bagi penduduk kota.

Jadi ingat lagunya Gesang : Bengawan Solo ......riwayatmu dulu......

Lain dulu lain sekarang, semakin kita mengandalkan transportasi darat semakin kita tinggalkan peran sungai. Kepentingan ekonomi sesaat telah melupakan peran ekologi sungai.
Sungai sekarang sudah tidak diperhatikan lagi, lihat saja fakta-fakta ini :
  • Sungai-sungai ini telah menjadi MCK terpanjang di dunia.
  • Sungai-sungai sudah menjadi tempat pembuangan sampah dari buangan sampah rumah tangga hingga sampah kota.
  • Sungai-sungai kita telah menjadi tempat buangan limbah bagi kegiatan industri (beberapa sungai telah mengandung COD dan BOD melebihi ambang batas bahkan mengandung Mercury)
  • Sungai-sungai telah menjadi sumber bencana banjir dan sumber penyakit.
  • Daftar ini akan semakin panjang kalau semakin kita abaikan sungai-sungai kita.





Wah, bagaimana ini ? Bagaimana kita kembalikan peran sungai ?
  • Sudah saatnya pengelolaan sungai dengan basis DAS (Daerah aliran sungai) tidak sepotong-potong perdaerah dengan mengatasnamakan otonomi yang berakhir saling lempar tanggung jawab antar pemerintah kota. Pemerintah pusat dan pemerintah propinsi diberi kewenangan yang lebih untuk mengelola sungai.
  • Buat rencana pengelolaan koridor sungai dari hulu sampai hilir dengan memperhatikan ekosistem sungai dari hulu sampai hilir.
    Tetapkan subsidi silang dengan pengenaan penggunaan air bagian hilir untuk pelestarian bagian hulu.
  • Tidak tegas perusak lingkungan hidup sungai dari perusak lingkungan hutan di catcment area hingga pembuang limbah/ sampah di badan sungai atau pelanggar sempadan sungai. (Rupanya kita harus tegas untuk urusan ini sebelum Allah lebih besar murkanya dengan memberi bencana kepada kita karena kita telah lalai mengurus sungai). Jangan kita Cuma mementingkan segelintir orang (industriawan pencemar sungai, illegal logging dll) dengan mengorbankan kepentingan anak cucu kita nanti.
  • Hidupkan dan bangkitkan kembali peran sungai sebagai sarana transportasi, penyedia air minum, sumber ekonomi perikanan dan bisnis air minum, pembangkit listrik, sarana rekreasi /olahraga, keseimbangan ekologi/ sebagai ruang terbuka hijau, pusat-pusat penelitian (Aquaculture).
  • Juga yang sangat penting adalah tumbuhkan kesadaran seluruh masyarakat tentang peran sungai dan bahayanya kalau kita lupakan/ abaikan sungai.

Waduh terbayang....
Indahnya sungai kita bila bangunan-bangunan di kota menghadap sungai, dan kita bisa kemana-mana dengan menyusuri sungai karena ada angkutan sungai.
Anak-anak kita berenang/ bermain di sungai dan kita berrekreasi keluarga di pinggir sungai.
Kita memancing sambil mendengarkan kicauan burung di pinggir sungai yang teduh dengan pepohonan.
Aquarium kita dapat diisi dengan ikan-akan eksotis yang langsung dapat kita ambil dari sungai atau dari peternak ikan hias.
Kita dapat mengkonsumsi ikan tanpa harus was-was ikannya sudah tarakumulasi limabah.
Kita dapat menjadi eksportir ikan hias terbesar didunia karena keaneka ragaman ikan kita terbesar di dunia dan para peternak ikan kita tidak was-was ikannnya mati karena limbah.
Kita tidak perlu kuatir dengan bencana banjir dan tidak perlu pusing-pusing kehabisan air bersih dimusim kemarau.
PLTA kita tidak perlu pusing-pusing memikirkan bagaimana ketersedian listrik di musim kemarau atau kita tetap akan dijamin ketersediaan sumber listrik yang cukup.


Mimpi kali ye....Tetapi kalau ini kita bisa jadikan menjadi mimpi kita bersama saya yakin ini dapat kita wujudkan.

2 komentar:

urban mengatakan...

salam Pak,
saya pernah lihat dan baca informasi tentang sungai yang tercemar, dan itu membutuhkan waktu 30 tahun untuk membersihkannya.30 tahun terhitung saat di mulai pembersihan yang serius... saya kira, anak saya pun akan menikmati sungai jernih dan sehat pada saat dia sudah tua... itu juga kalau di mulai pembersihan.

anis mengatakan...

kerusakan lingkungan luar biasa,
belum hilang dari ingatan pada waktu saya remaja di Palembang th 1980an, anak2 sungan musi masih terlihat dimana-mana,dan cukup jernih, termasuk di kampung saya ada anak sungai dimana kami belajar berenang. sekarang? ketika saya ke Palembang tahun 2005, kaget dan sedih yang amat sangat saya alami. anak sungai dimana saya dulu belajatr berenang sudah musnah. sungai musis sudah semakin dangkal dan kotor. menagis saya. apa harus kita biarkan perusakan ini?